Jumat, 04 Maret 2016

INFORMASI PENJELASAN TENTANG RANAH KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR MENURUT PARA AHLI

PENJELASAN RANAH KOGNITIF,AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR MENURUT PARA AHLI



INFORMASI  PENJELASAN  TENTANG  RANAH  KOGNITIF,  AFEKTIF,  DAN  PSIKOMOTOR  MENURUT  PARA  AHLI
Menurut  Benyamin  Blood
Taksonomi merupakan ranah kedua dari ketiga tujuan pendidikan tersebut jadi yang di maksud dengan taksonomi ialah yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan sehari- hari yang di maksud pendidikan sehari-hari ialah pendidikan dalam bentuk tingkah laku.
Ada tiga macam tingkah laku yang kita kenal secara umum yaitu
1. Kognitif
2. Afektif
3. Prikomotor

Dari ketiga inilah muncul pengertian taksonomi yang kemudian di rumuskan oleh Benjamin. S Bloom yang kita kenal sekarang dengan sebutan taksonimi bloom. Dalam hal ini Benjamin S. Bloom membagi tujuan pendidikan dalam bentuk tingkah laku menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.


Tujuan pendidikan tingkah laku dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Adapun pembagian dari setiap domain menurut hierarkinya yaitu sebagai berikut :
1. Domain Kognitif
a) Pengetahuan (Knowledge)
b) Aplikasi (Application)
c) Analisis (Analysis)
d) Sintesis (Synthesis)
e) Evaluasi (Evaluation)

2. Domain Afektif
a) Penerimaan (Receiving/Attending)
b) Tanggapan (Responding)
c) Penghargaan (Valuing)
d) Pengorganisasian (Organization)
e) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)


3. Domain Psikomotor
a) Persepsi (Perception)
b) Kesiapan (Set)
c) Guided Response (Respon Terpimpin)
d) Mekanisme (Mechanism)
e) Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Penyesuaian (Adaptation)
f) Penciptaan (Origination)

Awalnya banyak diketahui mula-mula taksonomi Bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan afektif domain. Pencipta dari kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain karena mereka melihat hanya ada sedikit kegunaanya disekolah menengah atau Universitas (Bloom, 1959). Akhirnya Simpson melengkapi dua domain yang ada dengan psikomotor domain (1966). Namun sebenarynya pemisah antara ketiga domain ini merupakan pemisah yang dibuat-buat, karena manusia merupakan satuan kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah segala tindakannya juga merupakan suatu kebulatan.
Saat ini sudah banyak di ketahui oleh umum bahwa apa yang di kenal sebagai taksonomi blom (1956) sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di universitas yang terdiri dari B. S. Bloom Editor M. D. Engelhart, E, Furst, W.H. Hill, dan D.R Kratwohl yang kemudian di dukung pula oleh Ralp W. Tyler.

Menurut  Anderson
Ranah afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. 
Rana afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :
1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada  dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain
2) Responding (menanggapi) mengandung arti "adanya parsitipasi aktif". Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan drinya secara aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi dari pada jenjang receiving.
3) Valuing (menilai=menghargai). adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dri pada receiving atau responding.
4) Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain.
5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Ada tiga komponen sikap :
1)    Kognisi, berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapi.
2)    Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut.
3)    Konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut
2.    Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif
Pemikiran atau prilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama : prilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua : prilaku harus tipikal prilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, ranah dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari pada yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang dari suka atau senang.
Ada lima karakteristik afektif berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
1)    Sikap
Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal.
2)    Minat
Adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yanh mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktifitas, pamahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk :
a. Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk mengarahkan dalam pembelajaran,
b. Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya
c. Memepertimbangkan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik
d. Menggambarkan keadaan langsung dilapangan/kelas
3)    Konsep Diri
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:
a.    Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik
b.    Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai
c.    Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya. 
4)    Nilai
Merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau prilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
5)    Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orng lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.
Rana afektif lain yang penting adalah :
  • Kejujuran : peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dala berinteraksi dengan orng lain. 
  • Integritas : peserta didik harus meningkatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik. 
  • Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan 
  • Kebebasan : peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTORIK
1.    Pengertian Pengukuran Ranah Psikomotor
Istilah Psychomotor, psikomotor terkait dengan kata motor, sensory-motor, atau perceptual- motor. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari gerak yang sederhana seperti gerakan-gerakan dalam shalat sampai dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji. Keterampilan lebih terkait dengan psikomotor. 
 
1.    Ciri-ciri Pengukuran Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melaluli keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.
Penilaian psikomotorik dapat di lakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak di gunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengtukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah di kuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat nerupa tes paper andpencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes untuk kerja.
1)    Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang di lakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat di pakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat di nilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2)    Tes untuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakh peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas di lapangan yang sebenarnya.
Dalam ranah psikomotorik yang di ukur meliputi
(1) gerak reflex,
(2) gerak dasar fundamen,
(3) keterampilan perceptual,
(4) keterampilan fisik,
(5) gerakan terampil,
(6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan .
Menurut  Reigeluth
Reigeluth dan Stein (1983) mengembangkan suatu taksonomi variable pembelajaran yang terdiri dari variable kondisi, metode dan hasil pembelajaran.
Taksonomi variable pembelajaran yang terdiri dari variable kondisi, metode dan hasil pembelajaran menurut Reigeluth dan Stein.
Hubungan antara variable dalam teori pembelajaran preskriptif dapat digambarkan sebagai berikut :
Penjelasan : Peningkatan perolehan belajar ditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang diinginkan dan model elaborasi dipilih sebagai metode untuk mengorganisasi isi / materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Dalam hal ini hasil dan kondisi pelajaran ditetapkan terlebih dahulu, baru kemudian memilih metode yang sesuai untuk mencapai hasi pembelajaran yang optimal sesuai dengan yang diinginkan. Agar retensi meningkat, mmaka mulailah pembelajaran dengan menampilkan kerangka isi / materi pelajaran baru kemudian secara bertahap mengelaborasi bagian bagian yang ada dalam kerangka misi tersebut dan secara tetap mengaitkan setiap tahapan elaborasi pada kerangka isi. 2. Bloom (1956) dan Gagne (1983) adalah dua diantara banyak tokoh yang telah berhasil mengembangkan taksonomi tujuan pembelajaran menurut versinya.
Contoh sederhana tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model elaborasi.
a. Penyajian Kerangka Isi. Ø Melakukan apersepsi sebelum masuknpembahasan materi pembelajaran. Ø Menjelaskan materi dan kompetensi dasar yang akan dibahas.
b. Elaborasi tahap pertama. Ø Siswa memperhatikan contoh materi ( contoh teks berita dari media cetak dan dari media elektronik. Ø Siswa membuat rangkuman dengan menyimpulkan teks berita yang dibaca dari yang didengar. Ø Siswa menyimpulkan dan menyusun data pokok berita ( yang diperoleh di kehidupan sekitar ).
Menurut  Meriil
Taksonomi Merril. M. D. Merril sendiri menamakan taksonomi buatannya itu sebagai Componen Display Theory (CDT). Merril (dalam Uno, Sofyan, dan Candiasa, 2001) mengembangkan taksonominya dengan menyempurnakan teori Robert Gagne.
 Taksonomi Merril membagi tujuan-tujuan pendidikan jadi dua kategori:
1.      Isi
2.      Kinerja (teori Gagne). Kategori isi berisikan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; sedangkan kategori kinerja terdiri dari mengingat, menggunakan, dan menemukan. Namun, Taksonomi Merril ini tak sekomprehensif Taksonomi Bloom sehingga jarang sekali digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar