Senin, 16 Mei 2016
BAHAN BAKAR FOSIL
BAHAN BAKAR FOSIL
Tumbuhan,batu bara, minyak bumi, dan gas alam menyediakan energi yang pada mulanya berasal dari matahari. Melalui proses photosintesis, tumbuhan menyimpan energi yang dapat diperoleh kembali melalui pembakaran tumbuhan itu sendiri atau pelapukan tumbuhan yang diubah menjadi bahan bakar fosil. Semua bahan bakar fosil yang ada pada saat ini dibentuk selama jutaan tahun yang lampau ketika hewan dan tanaman aquatik terkubur dan tertekan oleh lapisan sedimen di bagian bawah laut dan lumpur. Selama waktu itu materi-materi organik diubah menjadi minyak bumi, gas dan batubara, yang saat ini merupakan sumber utama energi migas. Jadi contoh bahan bakar fosil adalah minyak bumi, gas alam, dan batubara.
Minyak bumi adalah cairan kental berwarna gelap yang tersusun dari campuran senyawa karbon, yaitu senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen. Komposisi minyak bumi sangat beragam, mulai dari hidrokarbon dengan jumlah atom karbon rendah sampai tinggi (5-25 atom karbon membentuk rantai karbon). Gas alam biasanya diasosiasikan dengan deposit minyak bumi yang pada umumnya merupakan gas metana, sisanya gas etana, propana, dan butana.
Gas alam dan minyak bumi digunakan bersama-sama sekitar tiga per empat dari bahan bakar fosil yang dikonsumsi per tahun. Gas alam cair yang utama adalah metana, CH4, dan kadang-kadang mengandung sedikit etana, propana dan butana. Kalor pembakaran per mol gas alam adalah:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆Ho = -802 kJ
Nilai ∆Ho ini setara dengan 50,1 kJ per gram bahan bakar gas alam.
Minyak bumi adalah campuran senyawa karbon yang sangat kompleks. Bensin yang diperoleh dari minyak bumi melalui proses kimia dan fisika menggandung banyak senyawa hidrokarbon berbeda. Salah satu hidrokarbon dalam bensin adalah oktan, C8H18. Pembakaran senyawa oktan melepaskan kalor sebanyak 5074 kJ/mol.
C8H18(l) + 25/2 O2(g) → 8CO2(g) + 92H2O(g) ∆Ho = -5074 kJ
Nilai ∆Ho ini setara dengan 44,4 kJ/g. Harga ini menunjukan alasan mengapa bahan bakar fosil cair lebih populer sebab minyak bumi melepaskan kalor lebih besar dibandingkan batubara untuk jumlah yang sama.
Antrasit atau batubara keras adalah jenis batubara paling tua, diperkirakan mulai terbentuk sekitar 250 juta tahun yang lalu dan mengandung karbon lebih dari 80%. Batubara bituminit adalah jenis batubara paling muda,mengandung karbon sekitar 45% sampai 65%. Pembakaran batubara dalamoksigen akan menghasilkan kalor sebesar 30,6 kJ/g.Kita dapat membandingkan nilai ini dengan kalor pembakaran karbon (grafit).
C(grafit) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆Ho = -393,5 kJ
Harga tersebut berlaku untuk satu mol karbonn. Jadi untuk satu gram karbon sama dengan 32,8 kJ/g. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh dari pembakaran batubara.
Demikian ulasan mengenai bahan bakar fosil. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
Sumber:
Sunarya,Y.(2003). Kimia Dasar 2. Alkemi Grafisindo Press: Bandung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar