Minggu, 01 Mei 2016

Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan Sepanjang Hayat A. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat Asas pendidikan sepanjang hayat merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula dari sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan sepanjang hayat merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Secara yuridis formal konsepsi pendidikan sepanjang hayat dituangkan dalam TAP MPR NO. IV/MPR/1973 JO TAP MPR NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan nasional : 1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang). 2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan pendidikan sepanjang hayat, yaitu : 1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin. 2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung sepanjang hayat. B. Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Berbagai Perspektif Dasar-dasar pemikiran pendidikan sepanjang hayat, antara lain : 1. Tinjauan ideologis Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan sepanjang hayat untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup. 2. Tinjauan ekonomis Pendidikan sepanjang hayat dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk : a. Meningkatkan produktivitasnya b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya c. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat 3. Tinjauan sosiologis Pendidikan sepanjang hayat yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah. 4. Tinjauan Filosofis Pendidikan sepanjang hayat secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 5. Tinjauan Teknologis Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan sepanjang hayat akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya. 6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hayat yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan sepanjang hayat merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar sepanjang hayat agar lebih bernilai bagi masyarakat. C. Implikasi Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat pada Program-Program Pendidikan Implikasi diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan tentang pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat. Menurut W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan sepanjang hayat pada program pendidikan adalah : 1. Pendidikan baca tulis fungsional Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat : a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik. b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut. 2. Pendidikan vokasional Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka ‘apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan sepanjang hayat. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap dilaksanakan secara kontinu. 3. Pendidikan professional Sebagai realisasi pendidikan sepanjang hayat, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya. 4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan sepanjang hayat. 5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam pendidikan sepanjang hayat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun pimpinan. 6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara konstruktif sebagai bagian konsep pendidikan sepanjang hayat. Dengan cara ini waktu senggang dapat dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan sepanjang hayat dapat berjalan menyenangkan. D. Beberapa Kepentingan Pendidikan Sepanjang Hayat Perlunya pendidikan sepanjang hayat dalam beberapa hal : 1. Pertimbangan ekonomi Menurut pandangan tokoh pendidikan sepanjang hayat, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan sepanjang hayat akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi. 2. Keadilan Keadilan dalam memperoleh pendidikan sepanjang hayat diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan sepanjang hayat pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan. 3. Faktor peranan keluarga Coleman dalam “Review of Educational Research mengemukakan keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan sepanjang hayat dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikn sepanjang hayat sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa. 4. Faktor perubahan peranan sosial Pendidikan sepanjang hayat harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain. 5. Perubahan teknologi Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya. 6. Faktor vocational Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan. 7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan sepanjang hayat. 8. Kebutuhan anak-anak awal Para ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa. Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya. E. Strategi Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Prof. Soelaiman Joesoef strategi dalam rangka pendidikan sepanjang hayat, antara lain : 1. Konsep-konsep kunci pendidikan sepanjang hayat : a. Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri Pendidikan sepanjang hayat diartikan sebagai tujuan atau ide untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan, yang meliputi seluruh rentangan usia ini. b. Konsep belajar sepanjang hayat Konsep ini menyatakan bahwa pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Belajar menunjukkan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan sepanjang hayat. c. Konsep metode belajar sepanjang hayat Sistem pendidikan (metode belajar) bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik respons untuk beradaptasi dengan lingkungan sepanjang hayat. d. Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat Kurikulum dirancang atas dasar prinsip pendidikan sepanjang hayat yang praktis untuk mencapai pendidikan dan mengimplementasi prinsip-prinsip pendidikan sepanjang hayat. 2. Arah pendidikan sepanjang hayat a. Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa Pemuda atau orang dewasa memerlukan pendidikan sepanjang hayat dalam rangka pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka self interest antara lain : kebutuhan baca tulis, latihan dan ketrampilan. b. Pendidikan sepanjang hayat bagi anak Pendidikan sepanjang hayat bagi anak merupakan hal yang sangat penting karena anak akan menjadi tempat awal bagi orang dewasa nantinya. Program yang kegiatan yang disusun buat anak antara lain : kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa belajar berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan. F. Penutup 1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya melalui belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah. 2. Saran Konsep tentang pendidikan sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung konsep tentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan pemerintah. sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan dengan baik. Referensi : Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafika Persada. Dedi Dermawan @ 1:03 PM Tagged @ Tugas Softskill Facebook Twitter Google+ Pinterest StumbleUpon Delicious LinkedIn Reddit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar